EnGLiSh sTuDeNtS

Sabtu, 30 April 2011

English students in Islamic state college of Bukittinggi are having some equals with the students in the State University of Padang. Both of them are in the same subject in learning. They are studying listening in the laboratory and getting speaking class until the fourth level. In religion subject, it is not only the students in State University Padang but also in Islamic State College get the religion subject less. Besides, they have an association to develop the students’ creativity. They distribute it into a club or organization in their major. We can see that both of the universities are getting some of similarities in English Student’s Learning subjects and extracurricular side.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

DORMITORY’S PARTICIPANTS

Rabu, 13 April 2011

Dormitory’s member behavior are complex. Lecturers and students are the members of dormitory who have the unique daily habitual. Most of the students behavior are variation. The students are still lazy to do their task besides they also have bad manner in room decorating and keeping but some of them have good responsibility and finish everything about dorm well. On the other hand, lecturers as a cultivator have become a good guidance. Being a cultivator is not easy, because hey have to be more patient with the students behavior although they have to use the strong rules. The most important thing is they always help when thing nees to be done. We can see that it is not only the stsudents but also the lecturers have anykinds of behavior in dormitory and all of he whole will be hold in their memory.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

DASYATNYA PANAS DINGIN OPINI TENTANG “PACARAN”

Senin, 04 April 2011

Kata “pacaran” berasal dari kata bahasa Kawi (Jawa Kuno) “pacar” yang bermakna “calon pengantin“. Dengan diimbuhi akhiran “-an”, “pacaran” itu berarti “aktivitas calon pengantin”, yaitu “persiapan nikah”.
Dengan demikian, pacaran setelah menikah itu mustahil. Mustahilnya itu seperti mustahilnya pernyataan “indahnya menjadi janin setelah lahir”. Sebab, setelah lahir, kita tidak lagi menjadi janin (calon manusia) yang hidup di rahim. (Seandainya setelah lahir itu kita masih menjadi janin di luar rahim, hiii…. ngeriiii….) Demikian pula antara pacaran dan menikah. Setelah menikah, kita tidak lagi menjadi calon pengantin. Jadi, mustahil pacaran setelah menikah.
Karena itu, kalau mau membicarakan indahnya pacaran, tentunya SEBELUM menikah. Hanya saja, yang indah ini adalah pacaran yang sehat atau yang islami.
Lantas, apa saja keindahannya? Banyak deh, sampai tak terhitung. Di antaranya:
1. menjadi lebih siap untuk menikah, termasuk karena sudah lebih mengenal pasangan dan untuk menghadapi segala risikonya
2. menjadi lebih menikmati pernikahan, karena “pohon” percintaannya telah tumbuh subur sewaktu pacaran, tinggal memetik buahnya setelah menikah
3. lebih merasakan nikmatnya cinta dengan lebih lengkap, yaitu bukan hanya setelah menikah, melainkan juga sebelum menikah
4. menjadi lebih dewasa karena ditempa berbagai pengalaman, baik yang manis maupun yang pahit, sewaktu pacaran
5. ……… (silakan tambahkan apa saja keindahan pacaran SEBELUM menikah menurut dirimu)
Bagaimana kalau pacarannya tidak sehat atau kurang islami? Tentu saja keindahannya menjadi berkurang drastis atau bahkan menjadi TIDAK ADA sama sekali, seperti karya lukis yang dinodai kotoran.
Bagaimana pendapat agama dalam masalah pacaran?
Jawaban:
Perkataan penanya “Sebelum Pernikahan”, apabila yang dimaksud sebelum masuk dan setelah akad nikah, maka tidak mengapa. Sebab dengan akad, wanita tersebut telah menjadi istrinya, meskipun belum mendapatkan surat resmi untuk masuk (membina rumah tangga) bersamanya.
Adapun apabila hubungan tersebut dilakukan sebelum nikah, pada saat mengkhitbah atau sebelumnya, maka hal itu haram dan tidak boleh dilakukan. Tidak boleh bagi seseorang untuk bersenang-senang dengan wanita asing yang bukan mahramnya, tidak dengan ucapan, tidak dengan memandang dan tidak dengan berdua-duaan. Telah tsabit dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwasanya beliau bersabda,
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ وَمَعَهَا ذُوْ مَحْرَمٍ. وَلاَ تُسَافِرِ الْمَرْأَةُ إِلاَّ مَعَ ذِيْ مَحْرَمٍ
“Janganlah seseorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali wanita tersebut disertai mahramnya, dan janganlah wanita melakukan safar kecuali disertai mahramnya.” (Muttafaqun ‘alaihi -red)
Walhasil, apabila hubungan tersebut setelah akad, maka tidaklah mengapa. Namun apabila sebelum akad nikah, meskipun setelah khitbah dan diterima, maka sesungguhnya tidak boleh, itu adalah perbuatan haram baginya, sebab wanita tersebut masih asing dan belum menjadi mahramnya hingga dia mengadakan akad dengannya.
(Dinukil untuk http://ulamasunnah.wordpress.com dari buku “Bingkisan ‘tuk Kedua Mempelai” hal 475, Abu Abdirrahman Sayyid bin Abdirrahman As-Shubaihi, taqdim dan Muraja’ah oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, penerjemah Abu Huzaifah, penerbit Maktabah Al-Ghuroba, Solo)
Sumber: http://ulamasunnah.wordpress.com/2008/02/29/pacaran-sebelum-menikah
Tak kenal maka tak sayang! Itulah sebuah ungkapan yang telah populer di kehidupan kita. Bahkan, ungkapan itu memang berlaku umum, yaitu sejak seseorang mulai mengenal lingkungan hidupnya. Dalam konteks hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, istilah “tak kenal maka tak sayang” adalah awal dari terjalinnya hubungan saling mencintai. Apa lagi, di zaman sekarang ini hubungan seperti itu sudah umum terjadi di masyarakat. Yaitu, suatu hubungan yang tidak hanya sekadar kenal, tetapi sudah berhubungan erat dan saling menyayangi. Hubungan seperti ini oleh masyarakat dikenal dengan istilah “pacaran”.
Istilah pacaran berasal dari kata dasar pacar yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Istilah pacaran dalam bahasa Arab disebut tahabbub. Pacaran berarti bercintaan; berkasih-kasihan, yaitu dari sebuah pasangan laki-laki dan perempuan yang bukan mahram.
Para ulama telah banyak membicarakan masalah ini, seperti misalnya yang terdapat dalam Fatwa Lajnah Daimah, sebuah kumpulan fatwa dari beberapa ulama. Sebelum sampai pada simpulan hukum pacaran, terlebih dahulu ditelusuri berbagai kemungkinan yang terjadi ketika sebuah pasangan muda-mudi yang bukan mahram menjalin hubungan secara intim. Dengan penelusuran seperti ini, suatu tindakan tertentu yang berkaitan dengan hubungan muda-mudi ini dapat dinilai dari sudut pandang syar’i. Dengan demikian, kita akan dengan mudah mengetahui suatu “hubungan” yang masih dapat ditoleransi oleh syariat dan yang tidak.
Apa yang terjadi dari sebuah hubungan antara seseorang dengan orang lain secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lima: perkenalan, hubungan sahabat, jatuh cinta, hubungan intim, dan hubungan suami istri.
PERKENALAN
Islam tidak melarang seseorang untuk menganal orang lain, termasuk lawan jenis yang bukan mahram. Bahkan, Islam menganjurkan kepada kita untuk bersatu, berjamaah. Karena, kekuatan Islam itu adalah di antaranya kejamaahan, bahkan Allah menciptakan manusia menjadi berbangsa-bangsa dan bersuku-suku itu untuk saling mengenal.
Allah SWT berfirman yang artinya, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.” (Al-Hujuraat: 13).
HUBUNGAN SAHABAT
Hubungan sahabat adalah hubungan sebagai kelanjutan dari sebuah hubungan yang saling mengenal. Setelah saling mengenal, seseorang berhubungan dengan orang lain bisa meningkat menjadi teman biasa atau teman dekat (sahabat). Hubungan sahabat dimulai dari saling mengenal. Hubungan saling mengenal ini jika berlangsung lama akan menciptakan sebuah hubungan yang tidak hanya saling mengenal, tetapi sudah ada rasa solidaritas yang lebih tinggi untuk saling menghormati dan bahkan saling bekerja sama. Contoh yang mungkin dapat diambil dalam hal ini adalah seperti hubungan antara Zainudin MZ dengan Lutfiah Sungkar, Neno Warisman dengan Hari Mukti, dan lain-lain. Mereka adalah pasangan lawan-lawan jenis yang saling mengenal, juga dalam diri mereka terjalin hubungan yang saling menghormati, bahkan mungkin bisa bekerja sama. Dalam Islam, hubungan semacam ini tidaklah dilarang.
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (Al-Maidah: 2).
JATUH CINTA
Islam juga tidak melarang seseorang mencintai sesuatu, tetapi untuk tingkatan ini harus ada batasnya. Jika rasa cinta ini membawa seseorang kepada perbuatan yang melanggar syariat, berarti sudah terjerumus ke dalam larangan. Rasa cinta tadi bukan lagi dibolehkan, tetapi sudah dilarang. Perasaan cinta itu timbul karena memang dari segi zatnya atau bentuknya secara manusiawi wajar untuk dicintai. Perasaan ini adalah perasaan normal, dan setiap manusia yang normal memiliki perasaan ini. Jika memandang sesuatu yang indah, kita akan mengatakan bahwa itu memang indah. Imam Ibnu al-Jauzi berkata, “Untuk pemilihan hukum dalam bab ini, kita harus katakan bahwa sesungguhnya kecintaan, kasih sayang, dan ketertarikan terhadap sesuatu yang indah dan memiliki kecocokan tidaklah merupakan hal yang tercela. Terhadap cinta yang seperti ini orang tidak akan membuangnya, kecuali orang yang berkepribadian kolot. Sedangkan cinta yang melewati batas ketertarikan dan kecintaan, maka ia akan menguasai akal dan membelokkan pemiliknya kepada perkara yang tidak sesuai dengan hikmah yang sesungguhnya, hal seperti inilah yang tercela.”
Begitu juga ketika melihat wanita yang bukan mahram, jika ia wanita yang cantik dan memang indah ketika secara tidak sengaja terlihat oleh seseorang, dalam hati orang tersebut kemungkinan besar akan terbesit penilaian suatu keindahan, kecantikan terhadap wanita itu. Rasa itulah yang disebut rasa cinta, atau mencintai. Tetapi, rasa mencintai atau jatuh cinta di sini tidak berarti harus diikuti rasa memiliki. Rasa cinta di sini adalah suatu rasa spontanitas naluri alamiah yang muncul dari seorang manusia yang memang merupakan anugerah Tuhan. Seorang laki-laki berkata kepada Umar bin Khattab r.a., “Wahai Amirul Mukminin, aku telah melihat seorang gadis, kemudian aku jatuh cinta kepadanya.” Umar berkata, “Itu adalah termasuk sesuatu yang tidak dapat dikendalikan.” (R Ibnu Hazm). Dalam kitab Mauqiful Islam minal Hubb, Muhammad Ibrahim Mubarak menyimpulkan apa yang disebut cinta, “Cinta adalah perasaan di luar kehendak dengan daya tarik yang kuat pada seseorang.”
Sampai batas ini, syariat Islam masih memberikan toleransi, asalkan dari pandangan mata pertama yang menimbulkan penilaian indah itu tidak berlanjut kepada pandangan mata kedua. Karena, jika raca cinta ini kemudian berlanjut menjadi tidak terkendali, yaitu ingin memandang untuk yang kedua kali, hal ini sudah masuk ke wilayah larangan.
Allah SWT berfirman yang artinya, “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka ….” (An-Nuur: 30–31). Menundukkan pandangan yaitu menjaga pandangan, tidak dilepas begitu saja tanpa kendali sehingga dapat menelan merasakan kelezatan atas birahinya kepada lawan jenisnya yang beraksi. Pandangan yang terpelihara adalah apabila secara tidak sengaja melihat lawan jenis kemudian menahan untuk tidak berusaha melihat lagi kemudian.
Dari Jarir bin Abdullah, ia berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah saw tentang melihat dengan mendadak. Maka jawab Nabi, ‘Palingkanlah pandanganmu itu’!” (HR Muslim, Abu Daud, Ahmad, dan Tirmizi).
Rasulullah saw. berpesan kepada Ali r.a. yang artinya, “Hai Ali, Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya! Kamu hanya boleh pada pandangan pertama, adapun berikutnya tidak boleh.” (HR Ahmad, Abu Daud, dan Tirmizi).
Referensi:
1. Al-Qur’an al-Karim
2. Dzamm ul-Hawa, Ibnul Jauzi
3. Mauqiful Islam Minal Hubb, Muhammad Ibrahim Mabrouk
4. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
5. Shahih Bukhari
6. Shahih Muslim
7. 1100 Hadits Terplih: Sinar Ajaran Muhammad, Dr. Muhammad Faiz Almath
http://www.ppmr.org/arsip/ hubungan-muda-mudi-sebelum-menikah-pacaran-dalam-tinjauan-syariat/

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

meDia AuDio dAn AuDio visUaL

Minggu, 03 April 2011

1. MEDIA AUDIO
A. PENGERTIAN MEDIA AUDIO
Media audio berkaitan dengan indra pendengar,dimana pesan yang disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif,baik verbal maupun non verbal. Jadi media audio adalah media yang menggunakan mdia pendengaran.

B. Karakteristik Media Audio
a. Dapat didengar
b. Relatif mahal dibanding media terdahulu
c. Bersifat auditif
d. Bersifat linear

C. Kelebihan Dan Kelemahan Media Audio
a. Kelebihan media audio
Bisa meningkatkan kemampuan imajinasi siswa dalam hal yang bersifat abstrak

b. Kelemahan media audio
Hanya terjadi komunikasi satu arah,sehingga pada saat pemutaran ada siswa yang kurang mengerti ,maka tidak bisa mendengar lagi.

D. Contoh Media Audio
Media dengar dapat berupa:

1. RADIO
a. Pengertian
Radio merupakan media audio elektronik yang dapat menangkap suara dan gelmbang tertentu,sehingga informsi komunikasi dapat terjangkau oleh masyarakat dan mempunyai nilai prektis,adukatif,secara formal dan informal.

b. Nilai Radio Bagi Pendidikan
 Memberikan berita yang up to date
 Menarik minat
 Beritanya otentik
 Berdasarkan pada kenyataan
 Mempunyai tujuan yang luas

c. Langkah-langkah penggunaan radio dalam kelas:
• Langkah persiapan
Kegiatan persiapan sebelum mengikuti siaran perlu diadakan ileh guru bersma peserta didik.



• Langkah penerimaan
Guru dan peserta didik melakukan kegiatan mendengarkan siaran dengan seksama. Kegiatan guru membuat catatan-catatan,menulis kata yang baru atau kata yang sulit,mendamonstrasikan irama di papan tulisdan membuat satu tanda di peta.

• Langkah lanjutan
Merupakan bagian yang penting dalam pelajaran dengan radio. Kegiatan yang penting dalam kegiatan lanjutan adalah mengintegrasikan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya dengan yang baru di peroleh melalui radio.

d. Kelebihan Dan Kekurangan Media Radio
• Kelebihan radio
 Siaran dapat menjangkau pendengar dalam waktu singkat
 Pendengar yang aktif dapat dipersiapkan
 Menambah ilmu pengetahuan,pengalaman,keterampilandsb
 Operasinya mudah,dimana saja,kemana pergi dapat informasi dan memasyarakat.
 Tidak terbatas ruang waktu
 Otentik,dalam radio pendidikan harus di lakukan orang-orang ahli dalam bidangnya serta metode penyampaiannya.
 Dapat merangsang partisipasi,aktif peserta didik
 Dapat menyaksikan dunia luar ke dalam kelas

• Kelemahan radio
 Tidak mampu menciptakan interaksi secara spontan
 Pendengar tidak dapat dikontrol keaktifan nya
 Siaran mudah terganggu oleh cuaca
 Rendahnya kemampuan memindah kan pesan –pesan yang sifatnya rumit
 Sifat komunikasi nya one way communication
 Feedback nya dari pendengar tidak ada

2. TAPE RECORDER
Tape recorder dapat digunakan untuk program instructional.program ini dapat di produksi , hasil nya sewaktu-waktu akan dibutuh kan , dapat di ulang kembali.
Kelebihan tape recorder:
 Dapat membantu peserta didik dalam memahami pelajaran
 Mengoperasikan nya lebih mudah dan telah memasyarakat
 Menambah motivasi belajar , punya daya pikat tersendiri
 Harga nya trejangkau (ekonomis )
 Tugas guru ringan , hanya sekali memprogram untuk waktu yang lama

• Kelemahan Tape Recorder
 Guru dituntut kreatif dalam memprogram pelajaran
 Memerlukan anggaran terencana
 Diperelukan keterampiolan khusus dalam menetapkan program pendidikan

3. KASET AUDIO
yang menarik bagi guru dalam menggunakan kaset audio sebagai media intruksional educatif adalah :
 Kaset audio merupakan rekaman suara yang memberikan fasilitas program pertukaran pendidkan melalui radio
 Perkembangan long paying recorder memungkin kan penyajian pelajaran yang lebih luas dan tidak terputus-putus dalam waktu yang cukup lama
 Perkembangan program radio pendidikan memungkinkan pemakaian rekaman

Manfaat Kaset Audio
 Rekaman yang ada dalam kaset audio dapat mengeliminasi problem,jadwal waktu yang terdapat pd radio
 Rekaman merupakan komunikasi dua arah
 Mengajar dengan rekaman dapat diadakan preheard dan penilaian yaitu dapat mempunyai kepastian untuk memutar dlm kelas
 Dapat digunakan berbagai tujuan sesuai dengan kebutuhan

4. LABORATORIUM BAHASA
Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa mendengar dalam bahasa asing dengan jalan menyalikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Siswa atau mahasiswa mendengarkan suara guru atau suara radio kaset melalui headphone.dengan demikian siswa dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat nya .


2. MEDIA AUDIO VISUAL
1) Pengertian
Pembelajaran merupakan produksi dan pemanfaatan bahan yang berkaitan dengan pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang secara ekslusif tidak selalu harus selalu bergantung kepada pemahaman kata-kata dan simbol sejenis.



2) Karakteristik Media Audio Visual
 Dapat didengar
 Dapat di lihat
3) Cara Mengembangkan Media Audio Visual
 Identifikasi kebutuhan dan karakteristiknya
 Perumusan tujuan intruksional

Djamarah S.B, dkk, (1995:47) menyatakan bahwa sebagai alat bantu (media pembelajaran) dalam pendidikan dan pengajaran, media audio- visual mempunyai sifat sebagai berikut:
• Kemampuan untuk meningkatkan persepsi
• Kemampuan untuk meningkatkan pengertian
• Kemampuan untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar.
•Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement0 atau pengetahuan hasil yang dicapai
• Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan)


4) Jenis-Jenis Media Audio Vsual
1. FILM GERAK BERSUARA
Film adalah alat yang ampuh untuk menyampaikan suatu maksud kepada masyarakat dan juga anak yang lebih banyak menggunakan aspek emosinya di banding aspek rasionalitasnya. Besarnya kegunaan media ini dapat pula dirasakan dalam dunia pendidikan. Munadi menekankan bahwa melalui media yang terlibat, dia menyimpulkan bahwa film adalah alat komonikasi yang dapat membantu proses pembelajaran efektif. Karena apa yang terpandang mata dan terdengar oleh telinga, lebih cepat dan lebih mudah di ingat dari pada apa yang dapat dibaca saja atau hanya di dengar saja.
2. VIDIO
Vidio maupun media film memiliki banyak kemiripan dalam segi karakteristiknya dan kelemahannya. Yakni mengatasi keterbatasan jarak dan waktu dan sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang. Kelemahannya adalah sama-sama menekankan pentingnya materi dari prses pengembangan materi tersebut.
Dalam upaya pemanfaatan vidio dalam proses pembelajaran, hendaknya kita memperhatikan beberapa hal berikut :
a. Program vidio harus dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b. Guru harus mengenal program vidio yang ada dan memahami manfaatnya bagi pelajaran.
c. Sesudah program vidio di putar, harus diadakan diskusi agar siswa memahami bagaimana mencari pemecahan masalah dan menjawab pertanyaan.
d. Perlu diadakan tes agar mampu mengukur berapa banyak informasi yang mereka tangkap dari program vidio tersebut.

3. TELEVISI
Televisi adalah media yang berupa sebagai gambar hidup dan juga sebagai radio yang dapat dilihat dan di dengar secara bersama. Selain itu, televisi juga dapat memberikan kejadian-kejadian yang sebenarnya pada saat suatu peristiwa terjadi dengan disertai dengan komentar dari penyiarnya.
4. MEDIA TELEVISI SIARAN TERBATAS (TVST)
Kelebihan televisi siaran terbatas ini dibandingkan dengan televisi terbuka diantaranya adalah komunikasi dapat dilakukan secara dua arah (hubungan antara studio dan kelas dilakukan melalui intercom), kebutuhan pembelajaran dapat lebih diperhatikan dan terkontrol. Sedangkan kelemahanny adalah jangkauannya ralatif terbatas .
5. MULTIMEDIA
Pembelajaran dengan menggunakan multimedia untuk meningkatkan prestasi belajar pembelajar, namun bukan berarti dalam prakteknya tidak ada hambatan. Hambatan utama adalah disebabkan adanya kesalahan konsep yang terjasi ketika kelompok ahli menerangkan kembali ke kelompok asal. Kesalahan terutama terjadi pada materi pembelajaran yang bersifat abstrak.
Disamping itu, waktu yang diperlukan untuk proses pembelajaran menjadi relatif lebih lama. Seringkali waktu pembelajaran habis sebelum cakupan materi terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu diperlukan suatu alternatif untuk menyempurnakan pendekatan pembelajaran ini. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan multimedia pembelajaran, CD interaktif yang berisikan materi-materi pembelejaran dianggap cukup memadai untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul pada proses pembelajaran.

6. KOMPUTER
Komputer merupakan jenis media yang secara virtual dapat menyediakan respon yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh pembelajar. Lebih dati itu, komputer memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan kebutuhan. Perkembangan teknologi yang pesar saat ini telah memungkinkan komputer memuat dan menayangkan beragam bentuk media di dalamnya. Dalam hal ini Heinich Molenda, & Russel (1996:228) mengemukakan bahwa :
Saat teknologi komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai sarana komputasi dan pengilahan kata (word prosessor) tetapi juga sebagai sarana belajar multi media yang memungkinkan peserta didik membuat desain dan rekayasa suatu konsep dan ilmu pengetahuan. Sajian multimedia berbasis komputer dapat diartikan sebagai teknologi yang mengiptomalkan peran komputer sebagai sarana untuk menampilkan dan merekayasa teks, grafik, dan suara dalam sebuah tampilan yang terintegrasi. Dengan tampilan yang dapat mengombinasikan berbagai unsur penyampaian informasi dan pesan, komputer dapat dirancang dan digunakan sebagai media pembelajaran efektif untuk mempelajari dan mengajarkan materi pembelajaran yang relevan misalnya rancangan grafis dan animasi.






REFERENSI
Ali Pandie,Imansjah.Didaktik Metodik.Surabaya : PT. Usaha Nasional.1984.
Arsyad,Azhar.Media Pengajaran.Jakarta:Raja Grafindo Prasada:1997
Aswarnir.Media Pembelajaran.Jakarta:Ciputat Press:2002
Mukhid, Abd,Media Pembelajaran.Pamekasan: STAIN Pamekasan Press.2009
Setiaji.Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran.Jakarta:Raja Grafindo Prasada:1994
Sudjana,Nana.Media Pengajaran.Surabaya : Pustaka dua.1978.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

FEATURES OF LANGUAGE LEARNING STRATEGIES
1. Communicative Competence As The Main Goal
Communicative competence is the ability to communicate. Development of communicative competence requires realistic interaction among learners using meaningful, contextualized language. Learning strategies helps the learners participate actively in such authentic communication.

2. Greater Self-Direction For Learners
Language learning strategies encourage greater overall self-direction for learners. Self-direction is particularly important for language learners, because they not always have the teacher around to guide them as they use the language outside the classroom.

3. New Roles For Teacher
Teacher traditionally expects to be authority figures, identified with the roles like parent, instructor, judge, leader, evaluator, and even doctor. The students will feel that they have been forced by the teacher than they feel afraid. Nowadays the role of teacher is they can be more friendly with the students and help them to be more independent.

4. Other Features
a. Problem orientation
Language learning strategies are tools to solve the problem.

b. Action basis
Language learning strategies are specific action or behavior accomplished by students to enhance their learning.

c. Involvement beyond just cognition
Language learning strategies are not restricted to cognitive functions but also include metacognitive functions.

d. Direct and indirect support learning
Direct and indirect strategies are equally important and serve each other in many ways.

e. Level of consciousness
Many modern uses of learning strategies reflect conscious effort by learners to take control of their learning, and some research seem to suggest that leaning strategies are always conscious actions.

f. Teachability
The ability to observe something so the learning can be well.

g. Flexibility
The ability to be flexible and not monotone.

h. Factors influencing strategy choice
- Degree of awareness
- Stage of learning
- Task requirement
- Teacher expectation
- Age
- Sex
- Nationality
- General learning style
- Personality trails
- Motivation levels
- Porpose for learning the language




A NEW FEATURES OF LANGUAGE LEANING STRATEGIES
A. DIRECT STRATEGIES
Direct strategies is the strategies make the direct connection into the learning process.

1. Memory Strategies
Memory strategies are the strategies for remembering and retrieving new information.
The steps: • Creating mental linkages
• Applying images and sounds
• Seviewing well
• Employing action


2. Cognitive Strategies
Cognitive strategies are the strategies for understanding and producing the language.
The steps: • Practicing
• Receiving and sending messages
• Analyzing and reasoning
• Creating structure for input and output

3. Compensation Strategies
Compensation strategies are the strategies for using the language despite knowledge gaps.
The steps: • Guessing intelligently
• Overcoming limitations in speaking and writing




B. INDIRECT STRATEGIES
Indirect strategies are the strategies support the learning process indirectly.

1. Metacognitive Strategies
Metacognitive strategies are the strategies for coordinating the learning process.
The steps: • Centering your leaning
• Paying attention
• Delaying speech production to fucous on listening

2. Affective Strategies
Affective strategies are the strategies for regulating emotions.
The steps: • Using progressive relaxation, deep breathing, or mediation
• Using music
• Using laughter

3. Social Strategies
Social strategies are the strategies for learning with others.
The steps: • Asking questions
• Cooperating with others
• Empathizing with others






Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

hOw cHilDreN spEak

LATER SPEECH STAGES
1. Negation Formation
In learning to produce these negations, the child must learn a number of different things. That consider through some ways.
a. Features of negation
Before presenting some of the acquisition data concerning negation, it may be useful to review some of the features of the negation process.
- Where to insert the negative marker
If the verb is “be” form, then the negation is placed after the copula “be” form.
(Kim is NEG happy. Becomes Kim is NOT happy). But if the verb is nit “be”, then not is placed before the verb. (Kim is not want some candy)

- When and where to insert auxiliary “do”
Insert ‘’do’’ when the verb is one other than be. Do is inserted if there is a modal or auxiliary (be, have).

- When auxiliary “do” is used.
The tense from the verb us shifted to the auxiliary “do”.(gramatical or ungramatical)
Kim do not want + PAST..... becomes Kim did not want.....

- Lexical concordances
Kim did not want some candy. (some=wrong)
Kim did not want any candy. (any=true)

- Optionally
Auxiliary + Negation (did + not)can be contracted “didn’t”

The period of negation
Negation is the one of the earliest sentences structure rules acquired by children. According to the classic research of Klima and Beligi (1966) and other who later replicated their work, there is a consistent pattern in this with negation being acquired in three main periods.
1. Period 1
In this period negative marker, NO is placed at the front of the form.
For example : no play that, not a teddy bear,etc.
2. Period 2
In this second period, the negative marker tends to appear internally within the utterance rather than outside it as in the previous period.
For example : I don’t want it, we can’t talk.
3. Period 3
This period before perfect negative are formed, the copula ‘be’ and the modal ‘will’ appear with negation and imperative negatives are form with ‘do’ rather than the simple negative.
After this periods, it is only a matter of months before most of the problem in negative marking are succesfuly dealt with, although children may make occasional mistakes for years after.
With regard to proggress through the periods of negation. Klima and Bellugi found that the three children in their study all took about six months to pass all three periods.

2. Question Formation
The learning of questions form also demonstrate a complex abstract task which young children can solve.
a. Yes-No Questions
Yes-No question involves the same syntactic considerations as in the formation of negative.
For example:
- Jhon is a very tall boy. Is Jhon a very tall boy?
- Bobby can go the store. Can bobby go the store?
b. WH questions
The WH question is so-called because of the similarity of the initial sound of the various questions words. (who,what,where, when,why,how).
For example:
- The girl jumps on the table. Who jump on the table?
- The monkey will be on the table. Where will the monkey be?

3. Passive Formation
Children begin to use more complex forms such as the passive much later in their language development, perhaps due to its relatively infrequent use by adult in speech to children.
- The boy pushed the truck.
- The truck pushed the boy.
However, sometime the passive form is semantically reversible when both the subject and the object can serve as agent. The children apply the strategy of interpreting the subject as the agent than using the full syntactic structure to gain proper comprehension.
In English though, even around the age of 5 certain verbs used with the passive still cause some comprehension problems foe children. Action verbs in passives are more easily understood.

4. Other Problems
a. Structures with two or more verbs
As may be expected, the aquisition of complex sentences, utterances containing two or more verb, occur much later than the forms discussed above and may not be complete until the ages of 11.

b. Verbs problem
When children use Minimal Distance Principle, they sometimes apply it incorrectly depending on the verb in the main clause.
For example Jhon told Bill to shovel the driveway. It is clear to children that Bill will do the shoveling.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

seBuAHHh c0reTan kEcil


SETITIK ITU ADA
Oleh: Alfantaju
TAK ADA YANG TAK MUNGKIN… sesekali kalimat ini ada benarnya juga. Bukan bermaksud mendahului Khalik, Subhanallah… tapi hanya sekedar motivasi untuk melangkah lebih pasti, boleh itu kata di pegang. Sombong memang tidak di benarkan, bissa-bisa takabur,,, tapi sedikit sombong dengan tujuan agar PD seh nga masalah. Bicara orang sombong, biasanya mereka punya PD (alias Percuaya Dirie) tinggi, jadi sombong-sombong dikit tak apalah. Itung-itung expose diri,, ups…. Maksudnya bukan membagakan diri lho,,,
Saya, anda,kami dan mereka (sebut saja KITA), banyak gagal pada kesempatan kecil yang terlewatkan, karna kelihatannya sepele dan kalo diambil hanya buang –buang waktu saja. Padahal kita belom coba lho,,, kok udah VONIS yang buruk-buruk, Hidup bagini-begini aja memang membosankan. Nga maju-maju, nga mundur-mundur,lebih parah lagi maju nga mundur atau maju kena mundur bahaya. BAGUSNYA APA YA?????? Maju terus pantang mundur. Jika masa lalu hanya akan bikin kita tambah drop, maka jangan dipikirkan. Yang lalu biarlah berlalu. Tapi nga jarang lo, dengan mengingat masa lalu kita malah terbakar semangat membara untuk maju, memang kata ULAMA,,, (bukan ulama aja sih).. kita ini umat yang kurang bersyukur, sedikit-sedikit mengeluh,mendesah, dan kadang meratap. Tau nga??? Saya teringat potongan ayat di surat ARRAHMAN, “fabiayyi ala irabbukuma tukadzdziban” (maka nikmat tuhan kamu manakah yang kamu dustakan)…. Sungguh sangat bohong kalo kita keseharian nga dapat rejeki. Bisa bangun pagi aja udah rejeki yang sangat berharga, jadi tak patutlah kita tak bersyukur. Dengan perbanyak bersyukur, pikiranpun akan dihiasi dan ditempeli dengan hal-hal yang positif… NAH.. dengan memikirkan hal-hal yang positif kita pasti tau challenge apa aja yang bias dipetik tiap hari.
Mengawali memang sulit.. tapi dengan modal PD tadi, yakin, dan tidak ragu INsya Allah bisa. Jangan lewatkan sedetikpun kesempatan yang ada dalam hidup ini. Karna kita bukanlah hidup di dunia
Doraemon yang punya mesin waktu yang bisa di setel kapanppun,
bukan di dunia Harry Potter yang punya tongkat dan sapu-sapu sihirnya yang bias menyulap apapun,
dan juga bukan pahlawan Narnia yang bias kembali ke dunia ribuan tahun yang lalu.
TAPI…. Kita adalah insan yang akan pasti selalu maju tanpa berfikir lagi untuk mundur.
Orang bilang,”KALO MAU SUKSES, MULAI DARI NOL”. Sebenarnya nga salah, tapi nga musti dari NOL. Kalo memang udah sampai dua atau tiga, dan sudah di awali dengan baik tapi berhenti di jalan. Maka, mari dilanjutkan. Kalo diulang lagi kan susah, meski hanya kesempatan kecil (dua atau tiga), tapi soh atuh di ambil. Karna kita nga pernah tau,,, dari yang kecil itu mungkin saja kita berubah…
Kita boleh orang kecil, tapi jangan merasa diri ini kerdil, mungkin kita bukan orang kaya,tapi jangan selalu merasa miskin, atau kita bukan orang pintar tapi jangan merasa bodoh. Semua itu ada alurnya, selagi mau berikhtiar dengan niat yang tulus dan diiringi do’a, pasti SESUATU AKAN BERUBAH .. DAN LIHAT APA YANG TERJADI…. (udah kayak Pak Mario Teguh aj).
So,,,, jangan pernah sepelekan hal-hal kecil yang bermanfaat di sekitar kita. Karna kita ada bukan untuk jalan ditempat atau mundur,,, tapi maju melangkah
Masa lalu jadikan pedoman.
Hari ini adalah tindakan
Masa depan yakni tantangan
Awali dengan berfikiran positif, dan selalu menghargai detik demi detik hidup ini, karna orang yang selalu berfikiran positif akan selalu yakin apapun yang ia dapat hari ini adalah yang terbaik untuknya,meski kesempatan itu hanya setitik… tapi SETITIK ITU ADA DAN SELALU ADA…..
selAmat MenCoba
(saya, anda, dan mereka, serta semua)


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer